Penonton Indonesia Mulai Bisa Nikmati Fighter -Online-
javascript:void(0);
Jakarta (ANTARA News) – Warga Indonesia yang biasa menikmati permainan online entertainment akan bisa mulai menikmati tontonan tayangan yang selama ini telah sukses ditayangkan di China,Jepang, Taiwan serta Hongkong yang sering disebut sebagai massive multiplayer online third person shooter super deformed Gundam Capsule Fighter Online.
“Tontonan yang diproduksi Bandai Korea Selatan ini dan dikembangkan oleh Softmax sedang dalam persiapan untuk masa closed beta,” kata Direktur Pelaksana Megaxus Infotech Eva Muliawati dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.
Eva Muliawati menjelaskan para pecinta online entertainment di tanah air akan menghadapi permainan bagaikan seorang pilot mobile suit dari Era Gundam. Megaxus Infotech mengklaim bahwa mereka memiliki penonton di tanah air tidak kurang dari enam juta orang atau user.
“Super deformed Gundam Capsule fighter online adalah produk online game pertama dari perusahaan Bandai dan setelah game ini menikmati kesuksesan di China, Taiwan, Hongkong dan Jepng, kali ini hadir di Indonesia,” kata Eva.
Ia menyebutkan super deformed Gundam capsule fighter online merupakan game yang memberikan para pemain sebuah pengalaman tidak terlupakan saat mengendalikan sebuah mobile unit atau MS dengan ciri khas adegan-adegan serangan yang menampilkan efek skill yang luar biasa,” katanya sambil menambahkan bahwa para pemain akan merasakan ketegangan dan kesenangan luar biasa karena berhasil menyelesaikan pertempuran dengan pemin-pemain lainnya.
“Banyak manuver yang dapat dilakukan , dengan pertarungan yang heboh dan efek yang memukau, sehingga para pemain terbius oleh serangan dengan kombo yang beruntun yang sangat mengagumkan,” kata Direktur Pelaksana Megaxus Infotech ini.
Pemain SD Gundam capsule fighter online adalah penggemar fanatik lama karakter Gundam yng terkenal ini.
“Untuk mempertahankan originalitas dan mencegah hilangnya perasaan fanatik pemain, maka Megaxus tidak mengubah ataupun mengadaptasi dengan komponen lokal terhadap karakternya tapi hanya menyulih bahasa menjadi Bahasa Indonesia,” kata Eva .(*)
(Tz.A011/H-AK)