10 Franchise Tanpa Game Jelek Sampai Sekarang_4

Franchise Tanpa Game Jelek – Membawa suatu game menjadi sebuah franchise tentu merupakan tantangan yang berat untuk sebuah studio game. Namun mempertahankan konsistensi kualitas franchise tersebut, khususnya yang telah ada selama bertahun-tahun pastinya menjadi hal yang lebih sulit lagi.

Banyak franchise favorit gamer menjadi runtuh dan diabaikan hanya karena satu game buruk. Banyak juga yang masih bisa bertahan, tetapi tentunya developer maupun publisher mencoba untuk melupakan eksistensinya sebisa mungkin.

Daftar isi

Franchise Tanpa Game Jelek Sampai Sekarang

Franchise Tanpa Game Jelek Sampai Sekarang

Pada list kali ini, kami mencoba menyebutkan deretan franchise tanpa game satu buruk sampai saat ini. Kami mencoba untuk fokus pada game-game yang memang dibuat oleh studio aslinya, atau sekurang-kurangnya mendapat “restu” dari kreator.

Kami juga akan mencoba fokus pada franchise yang sudah “panjang” serinya, dalam artian telah miliki banyak iterasi ketimbang sekedar 2 atau 3 game saja. Tanpa panjang lebar lagi, berikut ialah 10 franchise video game yang belum punya judul jelek sama sekali.

1. God of War

God of War

Mari mulai list ini dengan game first-party dari Sony yaitu God of War. Game garapan Santa Monica Studios ini telah miliki 9 game pada saat artikel ini ditulis. Namun kami tidak menghitung versi remaster maupun perilisan ulang. Semua judul God of War cukup konsisten dalam berikan aksi dan naratif mitologi yang menarik gamer.

Franchise ini alami perombakan besar ketika God of War 2018 dirilis dengan sistem combat dan perspektif kamera baru yang lebih sinematik dan direksi baru ini dipuji oleh pendatang baru dan juga fans lama meski sempat mengundang skeptisisme.

2. Tekken

Tekken

Saya bukan penggemar game fighting, namun saya dapat memastikan bahwa seri Tekken mulai dari game pertama yang dirilis pada era PS1, hingga game kedelapan yang menuju PS5, Xbox Series X, dan PC berhasil pertahankan formula gelud mereka.

Tiap game sempurnakan mekanik dan sistem dari iterasi sebelumnya dan tentu dari segi visual Bandai Namco terus meningkatkannya agar terlihat pantas dengan generasi konsol game tersebut rilis.

3. Dark Souls

Dark Souls

Dark Souls saat ini miliki 3 game, namun yang perlu disalutkan dari franchise ini tak hanya tiap iterasi tak ada yang jelek, tetapi tiap DLC yang dirilis juga sangat banger. Tak ada satu konten pun dari franchise ini yang buruk.

Beberapa sesi mungkin terkesan menjengkelkan, dan tiap gamer lebih menyukai sistem dari game tertentu, tetapi secara keseluruhan tampaknya fans Dark Souls setuju kalau trilogi besutan FromSoftware ini tawarkan permainan RPG aksi yang seimbangkan keseruan, kesulitan, dan kepuasan tiap pemainnya.

4. Super Smash Bros

Super Smash Bros

Sebelum multiverse menjadi konsep yang mainstream, Super Smash Bros hadirkan maskot-maskot dari franchise Nintendo dan game third-party ke dalam satu arena bertarung yang menyenangkan.

Tiap karakter pendatang baru membuat heboh internet dan potensi karakter selanjutnya selalu menjadi diskusi panjang komunitas game ini sampai akhirnya diumumkan. Menariknya dari franchise ini ialah tiap orang miliki preferensi tersendiri, beberapa lebih menyukai gameplay cepat dari Melee, beberapa menyukai visual lebih realistis dari seri Brawl, dan beberapa menyebut seri Ultimate menjadi yang paling seimbang di antara semua game yang ada di franchise ini.

5. Dragon Quest

Dragon Quest

Final Fantasy mungkin menjadi seri JRPG paling dikenal dari katalog Square Enix, namun Dragon Quest dapat dibilang seri yang lebih konsisten secara keseluruhan. Dirilis setahun sebelum Final Fantasy, Dragon Quest telah lebih dulu perkenalkan formula JRPG yang kita kenali sekarang mulai dari sistem bertarung bergilir, random encounter, dan elemen role-play berbasis teks.

Seri ini tidak begitu dikenali di pasar barat, namun bagi pendatang baru, kamu dapat memulai dari seri manapun dan akan tetap mendapatkan game dengan jalan cerita dan karakter yang menarik, musik yang memorable, dan boss battle yang seru.

6. Yakuza

Yakuza

Yakuza dari yang awalnya menjadi franchise niche di pasar luar Jepang, perlahan menjadi judul yang begitu dikenal semenjak Yakuza 0. Banyak orang terpukau dengan ragam hal yang ditawarkan di dalam gamenya, terutama perpaduan jalan cerita seru dan kekonyolan yang tak ada habisnya.

6 seri pertama game ini mengusung genre aksi beat ’em up sebelum RGG Studio banting setir ke genre turn-based JRPG dimulai dari game ketujuh. Spin-off dari franchise ini juga tak kalah seru dan tawarkan perspektif menarik terlepas menggunakan formula yang sama.

7. Doom

Doom

Meski bukan game pertama yang perkenalkan genre FPS, Doom hingga saat ini dipandang sebagai “bapak” dari genre tersebut. Dimulai dari game pertama yang dirilis pada tahun 1993 lalu hingga Doom Eternal yang dirilis pada tahun 2020 lalu, franchise ini masih terus konsisten tawarkan gameplay menembak seru dan penuh adrenalin.

Game ketiga mungkin dipandang buruk oleh banyak fans berat game ini karena direksi baru yang mencoba jadikan Doom lebih seperti Half Life, namun pada akhirnya banyak juga yang memandang game tersebut sebagai percobaan unik yang tetap asik untuk dimainkan.

8. Half Life

Half Life

Valve menjadi sosok yang revolusi PC gaming selamanya. Tak hanya mereka merilis Steam dan membuat CS:GO serta DOTA 2 yang hingga saat ini masih menjadi 2 game esports paling aktif, tetapi mereka juga ciptakan Half Life yang dapat dicap sebagai salah satu franchise shooter terbaik dan paling revolusioner.

Dimulai dari game pertama, mereka merombak genre ini menjadi lebih sinematik dan menghilangkan ketergantungan pada cutscene. Game kedua berserta episode-episodenya memperkenalkan physic engine yang begitu canggih, bahkan game modern sekarang masih kesulitan replika, dan yang terbaru ialah Half Life: Alyx yang dipandang sebagai game VR terbaik sejauh ini karena interaksi tanpa batas yang ditawarkan lewat headset VR.

Kini yang menjadi pertanyaan ialah kapan Valve akan merilis game ketiga?

9. The Legend of Zelda

The Legend of Zelda

The Legend of Zelda menjadi salah satu franchise andalan Nintendo sampai saat ini. Meskipun seri ini kalah saing dari segi penjualan dibandingkan maskot mereka yang lain, franchise ini seakan selalu menjadi kesempatan untuk Nintendo eksperimen ide gila mereka.

The Legend of Zelda juga merupakan seri yang tak pernah konsisten akan direksi yang mau diambil, tetapi selalu konsisten dari segi eksekusinya. Mulai dari game top-down, hingga petualangan 3D, dan kini menjadi open-world sandbox dimulai dari Breath of the Wild, Zelda punya banyak varian, tetapi tak pernah gagal bawakan kualitas.

Mungkin sedikit curang bagi saya memuat seri ini ke dalam list karena Zelda sebenarnya punya game jelek yaitu seri CD-i yang menjadi awal mula Youtube Poop. Akan tetapi, game tersebut tak digarap dan diawasi produksinya oleh Nintendo, dan juga fans setuju untuk menganggap game tersebut hanyalah mimpi buruk. Maka dari itu, saya jadikan seri ini sebagai pengecualian.

10. Super Mario

Super Mario

Tak ada franchise game yang mampu relevan dan pertahankan konsistensi selama 40 tahunan lebih selain dari Super Mario. Maskot Nintendo ini telah miliki 200 lebih game dengan 21 di antaranya ialah game utama yang dimulai dari Super Mario Bros di tahun 1985 hingga Super Mario Odyssey di tahun 2017.

Tak hanya bagus secara kualitas, Super Mario juga telah beberapa kali menjadi pendorong evolusi video game mulai dari game pertama yang hidupkan kembali industri game dan menjadi template dasar game platformer, hingga penyempurna visual dan kontrol 3D saat Super Mario 64 rilis.

Perlu diingat tentunya bahwa artikel ini sepenuhnya bersifat opini karena tentu tiap orang memiliki selera yang berbeda-beda. Nah, kalau kamu bagaimana brott? Apa deretan judul-judul franchise di atas ada yang menjadi favoritmu? Yuk, share pendapatmu di kolom komentar ya!

Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang G-list beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries, you can contact us via author