Tak Hanya Soal Grafis, Berikut 8 Hal yang Diharapkan Ada di PS5 dan Xbox Series X

Sony dan Microsoft telah unjuk console generasi baru mereka pada tahun ini. Disaat Xbox Series X miliki kemampuan processing yang lebih kuat, PS5 mengandalkan custom SSD yang disebut bos Epic Games sebagai yang terbaik di kelasnya, membuat game bisa saja tidak ada loading sama sekali.

Satu hal yang pasti terjadi pada console mana pun ialah kemampuan mengangkat visual yang lebih baik dan resolusi yang lebih tinggi. Hal tersebut hampir sudah bisa ditebak dari jauh-jauh hari. Namun pernahkah Anda berharap console baru berarti adanya berbagai fitur non-grafis yang baru dan mempermudah pengalaman bermainmu? Maka dari itu, kami mencoba sebutkan beberapa fitur yang kami harapkan bisa diimplementasi di console next-gen di luar dari yang berurusan dengan visual. Berikut fitur-fitur yang kami maksud:

Daftar isi

1. Crossplay/ Cross-platform Wajib

Debat console mana yang lebih baik sudah saatnya untuk berakhir. Kini zamannya seluruh gamer, mau platform apapun, dapat bermain game dengan bersama. Seluruh game third-party, khususnya dengan komponen multiplayer sebagai fokus game, harus memberikan pemain akses untuk dapat bermain dengan temannya tanpa harus berpikir dua kali akan versi apa yang harus mereka beli.

Dengan Epic Games telah berikan teknologi crossplay mereka secara gratis, khususnya bagi pengguna Unreal Engine, tak ada lagi alasan untuk developer tidak memanfaatkan fitur tersebut. Masalah peripheral khususnya keyboard dan mouse pada gamer PC mungkin terjadi khususnya pada game shooter, namun Modern Warfare tampaknya telah atasi sedikit masalah tersebut dan developer hanya perlu memberikan penyesuaian agar semua orang dapat menikmati game mereka dengan adil.

2. Layanan Subskripsi yang Lebih Baik

Salah satu hal yang membuat banyak orang malas bermain di console ialah keharusan untuk membayar subskripsi untuk bermain game online. Secara perspektif bisnis, hal ini dapat dimengerti. Server itu tidak gratis dan memakan banyak biaya agar dapat terus beroperasi. Namun bagaimana jika pemain dapatkan pelayanan lebih dari subskripsi yang mereka bayar secara konstan?

Contoh terbaik saat ini yang bisa saya sebutkan ialah Xbox Game Pass dari Microsoft. Dengan membayar subskripsi bulanannya, tak hanya pemain dapatkan akses online gaming, tetapi juga katalog berisikan puluhan hingga ratusan game yang dapat diunduh dan dimainkan kapan saja. Mungkin game yang ada disana sifatnya tidak permanen, namun tetap menjadi deal yang luar biasa baiknya dari Microsoft. Tak hanya itu, tak jarang mereka biarkan game terbaru untuk masuk ke katalog subskirpsi mereka, membuat kamu bisa memainkan game terbaru secara “gratis”.

PSN Gold dan Nintendo Online pada dasarnya juga memberikan hal yang sama, namun masih jauh dari apa yang dilakukan oleh Microsoft. Mereka mungkin tak harus replika sistem yang sama, namun layanan tambahan akan sangat diapresiasi agar biaya bulanan yang dikeluarkan terasa lebih pantas.

3.Blu-ray 4K Player Built-in

Hal ini tidak berlaku untuk Xbox One, namun pada PS4, console milik Sony tersebut hanya bisa jalankan blu-ray HD biasa, sedikit ironis melihat mereka yang kembangkan teknologi disc tersebut. Untuk generasi selanjutnya khususnya PS5, diharapkan tiap console dapat jalankan disc Blu-ray 4K untuk jalankan film terbaru yang rilis secara fisik. Ini memang tidak ada sangkut dengan video game, namun tetap kesannya nyaman untuk mengandalkan satu alat dalam melakukan beberapa fungsi.

Apabila kamu ingat kembali, salah satu alasan kenapa PS2 begitu sukses ialah console tersebut juga dapat dijadikan sebagai DVD player, maka tidak perlu membeli alat terpisah untuk jalankan fungsi itu. Hal yang sama saya harapkan dapat dilanjutkan pada console penerusnya.

4. Build yang mudah dibongkar lalu Dibersihkan

Sebagai gamer PC yang rajin bongkar pasang, membersihkan setidaknya kipas case menjadi hal yang sering saya lakukan karena di PC kamu hanya perlu lepas 2 hingga 4 baut lalu buka case samping untuk membersihkan hardware dalam dari debu. Pada console, hal tersebut tidak begitu berlaku. Ya, memang tidak begitu repot dan prinsipnya sama saja yaitu lepas baut lalu lepas case, namun bayangkan jika build dari console tersebut bisa dibuat jauh lebih sederhana lagi agar lebih mudah dibersihkan.

Console bisa aktif selama berjam-jam atau bahkan seharian penuh jika pemainnya ketagihan. Dalam waktu beberapa bulan, sudah bisa dipastikan bahwa dalaman console akan dipenuhi debu, membuat cooling akan berkurang efektifasnya secara bertahap. Maka membersihkan isi console, setidaknya kipasnya, menjadi keharusan. Apalagi jika console ditaruh di pojokan lemari, membuat console menjadi potensi sarang kecoa dan serangga lainnya.

Masalah garansi mungkin menjadi pemikiran utama dari produsen dan juga pemilik console. Biasanya garansi akan hilang apabila ketahuan pernah dibongkar pribadi. Hal tersebut sangat dimengerti dan dapat dilanjutkan. Pada saat masa garansi habis, maka pemain miliki opsi untuk merawat sendiri platform kesayangan mereka dengan lebih sederhana.

5. Setup Wireless Headphone Tidak Lagi Rempong

Di era modern ini, kabel semakin menjadi hal yang mengganggu dan ingin dimusnahkan sebisa mungkin. Headphone ialah salah satu yang dimaksud. Dengan populernya headphone bluetooth atau bahkan earpod, cukup mengejutkan melihat support wireless headphone belum diberlakukan di console, setidaknya tidak secara keseluruhan. Untuk dapat mendengar via headphone tanpa kabel, kamu perlu dongle/adaptor yang tidak selalu konsisten kerjanya serta rempong buat set-up pertama atau miliki headphone yang benar-benar branded (biasanya yang dari manufacturer console itu sendiri atau partner mereka) yang compatible dengan console. Dengan datangnya generasi console baru, harapnya ini tidak menjadi masalah lagi.

Berikan pemain akses wireless headphone yang compatible dengan semua bluetooth headphone yang ada di toko. Rasanya nyaman ketika tidak ada kabel yang bisa tertarik kapan saja dari controller dan membuat fungsinya hilang mendadak. Ya, saya tahu jika latency bisa menjadi masalah ketika bicara soal wireless, namun banyak tampaknya headphone baru yang berikan latency yang amat minim bahkan tidak terasa sama sekali.

6. Harga SSD external yang Ramah

SSD menjadi tempat penyimpanan pada kedua console next-gen mendatang. Hal tersebut sangat wajar melihat SSD jauh lebih cepat dari harddrive mekanikal tradisional, namun untuk kecepatan tersebut, harganya juga begitu mahal untuk saat ini.

Melihat storage bawaan dari console tergolong kecil untuk ukuran game yang semakin lama semakin melonjak, harga SSD external yang lebih murah dari sekarang akan sangat diapresiasi. Ini merupakan hal yang hampir mustahil terjadi saat ini. Namun apabila Sony atau Microsoft temukan cara untuk produksi SSD dengan biaya yang lebih murah, mungkin itu akan menjadi awal dimana semua harga SSD di pasar juga akan turun. Tapi ya, harapan tersebut masih sulit untuk terjadi sekarang.

7. Controller Global Profile

Tiap pemain miliki selera masing-masing dengan setting controller. Ada yang ingin sensitivity yang kencang, ada yang tidak kuat kalau kekecangan, ada yang suka inverted, lebih banyak yang tidak. Yang pasti ialah tiap pemain miliki konfigurasi masing-masing. Namun pernahkah kamu merasa kesal untuk harus atur setting tersebut di tiap game yang kamu mainkan?

Bayangkan jika dari console telah miliki global setting yang akan menyesuaikan sendiri konfigurasi controller tiap game yang kamu mainkan secara otomatis, maka dari itu kamu tidak perlu atur ulang tiap kali luncurkan game yang baru saja kamu beli.

8. Backward Compability yang Tidak Setengah-Setengah

Console baru memang saatnya untuk game baru juga, namun selalu nyaman untuk miliki satu hardware yang dapat lakukan segalanya termasuk memainkan game-game dari generasi pendahulunya. Sony dan Microsoft konfirmasi bahwa console baru mereka akan support backward compability, namun seberapa “rapi”?

Backward compability biasanya dilakukan via emulasi. Namanya juga emulasi dan bukan game dijalankan secara aslinya, akan selalu ada potensi masalah yang terjadi. Yang diharapkan ialah fitur ini tidak dibuat setengah-setengah dan bahkan bisa jalankan game secara fisik dengan memasukan disc ke console. Microsoft tampaknya miliki track record yang bagus soal fitur ini, hal yang sama tidak terlalu dapat dikatakan pada sang tetangga.

Di luar dari backward compability software, backward compability hardware juga akan sangat diapresiasi. Dapat manfaatkan controller lama akan menjadi aksi pro-consumer khususnya bagi fans lama.